Tanjungbalai | Dua saksi dari personil Unit 1 Subdit III Ditnarkoba Polda Sumut yang memberikan keterangan berbeda pada perkara kasus kepemilikan 10 gram sabu dengan terdakwa Rahmadi di persidangan Pengadilan Negeri Tanjungbalai, Kamis (14/7/2025).
Kedua saksi pada persidangan tersebut dihadirkan pihak jaksa penuntut umum yakni, saksi pertama bernama Toga M Parhusip berpangkat Bripka kemudian saksi kedua bernama Kunarto Sinaga SH, M.Ikom berpangkat Brigadir. Kedua saksi merupakan BA Unit 1 Subdit III Ditnarkoba Polda Sumut, yang ikut dalam penangkapan Rahmadi pada 3 Maret 2025 lalu.
Sidang dengan agenda mendengarkan keterangan saksi tersebut dipimpin oleh Ketua Majelis Hakim Karolina Sitepu, dengan dua anggota, serta dihadiri pihak JPU Eko Simbolon, serta penasehat hukum terdakwa Rahmadi.
Sejumlah keterangan yang berbeda dari dua saksi yang disampaikan di hadapan persidangan diantaranya, menyangkut barang bukti 10 gram sabu dalam perkara tersebut.
Dimana saksi pertama menyebut bahwa, barang bukti didapat dari dalam kotak lampu didalam mobil terdakwa tepatnya dapat dibawah jok kursi penumpang. Sementara saksi kedua menyebutkan bahwa barang bukti didapat dari bawah kursi atau jok kursi supir.
Kemudian, keterangan yang berbeda juga mengenai penangkapan Rahmadi yang dilakukan Unit 1 Subdit III Ditnarkoba Polda Sumut. Dimana saksi pertama menyebut penangkapan Rahmadi berdasarkan hasil pengembangan, sementara saksi kedua menyebutkan bahwa penangkapan dilakukan berdasarkan target operasi, sesuai surat penangkapan yang dikeluarkan Kanit 1 Subdit III Ditnarkoba Polda Sumut tertanggal dilakukan penangkapan yaitu 3 Maret 2025.
Selanjutnya keterangan mengenai kunci mobil terdakwa Rahmadi saat hendak dibawa oleh personil setelah dilakukan penangkapan di lokasi kejadian yaitu, di dalam sebuah toko pakaian di Jalan Yos Sudarso Teluk Nibung Kota Tanjungbalai.
Saksi pertama menyebut bahwa kunci mobil Rahmadi didapati tergantung didalam mobil, sementara saksi kedua menyebut kunci mobil Rahmadi tergantung di pinggang celana Rahmadi.
Selain keterangan yang berbeda itu, juga terungkap di persidangan mengenai proses penggeledahan mobil milik terdakwa Rahmadi dilakukan tidak dilokasi kejadian penangkapan, melainkan dilokasi berbeda, dan tanpa disaksikan terdakwa. Padahal barang bukti berupa 10 gram sabu didapat dari dalam mobil terdakwa tersebut.
Kemudian dalam proses penggeledahan disebutkan saksi, dilakukan dengan dihadirkan seorang warga yang sedang melintas dan disebut bernama Mahmudin alias Kacak Alonso.
Dimana nama yang sama saat ini sedang melakukan aksi berjalan kaki dari Tanjungbalai menuju Mabes Polri Jakarta untuk menyampaikan aspirasinya karena merasa sebagai korban kriminalisasi oleh Kompol DK, yang merupakan Kanit 1 Subdit III Ditnarkoba Polda Sumut dan yang memimpin penangkapan terhadap Rahmadi.
Amatan Jurnalis harianSIB.com, proses persidangan berlangsung cukup hangat dan banyak pertanyaan dari penasehat hukum terdakwa Rahmadi terhadap kedua saksi, terutama pertanyaan terkait SOP penangkapan yang dilakukan personil kepolisian tersebut.
Bahkan Ketua Majelis Hakim Karolina Sitepu, mempersilahkan penasehat hukum terdakwa untuk memutar video penangkapan terhadap Rahmadi yang dilakukan Unit 1 Subdit III Ditnarkoba Polda Sumut, yang dinilai penasehat hukum terdakwa melanggar SOP.
Setelah mendengarkan keterangan kedua saksi, sidang kembali ditunda untuk dilanjutkan kembali pada 20 Agustus 2025 mendatang, dengan agenda yang sama yakni mendengar keterangan saksi-saksi lainnya dari pihak kepolisian Unit 1 Subdit III Ditnarkoba Polda Sumut lainnya (*)
